Rabu, 22 Juni 2011

IZINKAN KUSAMPAIKAN MESKI SEKALI

Ribuan kata berjajar apik
menguntai mutiara puisi syahdu
Seusai ratusan hari mematung air mata
Jangan bilang kau tak suka hujan
Gemuruh mendung, desah ombak tak baraturan
Memantulkan maksud yang tak sempat
Kuutarakan padamu
Dibalik keagungan sang arka
Ia masih membiarkan hujan membasahi dunia
Untukku mengucap cinta padamu…
Kutahu, tak sepuitis sajak pujangga sejati
Mendayu-dayu menusuk tepat dijantungmu
Dimana selalu kau jaga belahan jiwamu
Kutahu, tak sesempurna gadis impianmu
Berparas anggun, berkesan menawan selalu
Suaranyapun merdu bertutur kata halus
Bak bidadari berkasih tulus
Ijinkan aku sejurus mengatakan, mengucapkan
Sejenak menyampaikan, mengungkapkan, mengutarakan
Perasaan hati
Terbendung realita keegoan
Sedemikian tertahan luapan kecintaan
Terpaut waktu membuat kegagalan
Andaikan detik pertama berjumpa
Aku berani menegaskan
Lantang memuji canda tawa
Bentuk rupa cerita ini tak harus kembali dijelaskan
Renungkanlah berbagai hal indah yang terlewatkan
Seperti embun pagi yang tersenyum menyapa
Ingatkah dirimu?
Meski tak terletak pada sadarnya keramaian
Celoteh burung diatas pohon
Mendengarkah dirimu?
Ditaman penuh pepohonan tersengat terik panas mentari meradang
Lukisan biru awan, hujan yang terasingkan
Merasakah dirimu?
Mewarnai suasana nuansa kehangatan
Sudahkah dirimu sadar?
Menyadari kesetiaan alam yang bahagia karenamu
Menunggumu menganggap semuanya ada karenamu
Menantimu percaya
Keadaan sesungguhnya
Kaupun akan tetap bahagia tersenyum ceria
Tanpa kesetiaan dari berbagai hal yang tercipta karenamu
Pelengkap kecil sekedar hiasan semesta alam
Pemanis kehidupan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A Little Story_Dilema Diantara Delima

Hitam pekat menjilat. Terawang awan mencekam. Berjalan dengan kehampaan. Menepi pada tujuan tak pasti. Bagaimanapun tetaplah salah. Lal...