Rabu, 22 Juni 2011

Beri Kesempatan

Dari lorong kegelapan Nampak sinar putih
Menyonsong lika-liku perjalanan
Sejujurnya pengorbanan telah diikhlaskan
Aku tak mengharap bulan mempertemukan kita
Justru aku rela, kusudahi aku pergi
Takdir Tuhan berkata lain
Bunga layu tumbuh
Mengharu biru disenjangnya waktu
Ketakutan mewakili keputusan
Yang lalu harusnya terlupa
Tapi tidak dengan kenanagna kita
Apa daya magisnya cinta merajai jiwa
Kekuatan nalar menghantarkan perjodohan
Kali pertama, kali kedua, kali ketiga
Dipertaruhkan untuk disiakan
Terhitung hari memupuk keraguan
Arti penyesalan tanpa kesempatan
Waktu habis, merana kutepis tangis
Titik airmu berjatuh, keberanianku runtuh
Tak mampu menopang jawabmu
Jodoh memang jodoh
Suka memaksa cinta
Beri pilihan,
Beri pilihan, beri kesempatan
Getarkan dengan dentum-dentum nada mesra
Sebelum aku benar-benar terbunuh hidup-hidup di depanmu

S.e.p.u.l.u.h

Si semampai buatku lunglai
Eloknya paras menghardik bergegas
Putuskan cinta, lari segera
Utuk itu perlu usaha menyerbu
Luka-luka lama akan kembali
Ulah ini nihil, mustahil berhasil
Hati menjelaskan dua pasangan yang tidakkan terpisahkan

Inspirasi Terbesarku

Bertaut jemari tandaku berpuisi
Ranum melati ikrar janji suci
Disudut manapun, tikungan pentaskan drama
Tokoh utamanya kita
Bersanding mainkan drama cinta
Senyum sinis membawa pesan manis
Senyum sinis kubalas kata puitis
Walau mungkin, kata hampir habis
Dipenghujung pertemuan yang menyakitkan
Kepingan perpisahan menyatukan
Satu kali kau mengkhianatiku
1000 kali aku membunuhmu
Impas
Namun aku masih waras
Benci mengandung dendam tak kubalas
Ikhlas

SEBELUM TERLAMBAT

Ketulusan harusnya dibalas dengan ketulusan
Bukan pengkhianatan, keserakahan
Masa laluku kelam
Tak pernah kusadar, selalu ingkar
Jalan yang dia tunjuk selalu benar
Namun aku selalu menghindar
Kukejar kesana kemari
Hampir gila setengah frustasi
Menjaring bayang suci diri
Ah.,,aku terlambat
Apa yang harus kuperbuat?
Hari semakin bergulat singkat
Cintaku tamat diakhir hayat
Senyum keikhlasan, satu yang kupunya
Tiada tertandingi kehebatannya
Mampu meninabobokkanku menuju sinar jalan masa depan
Ya, hanya dia yang menunjuukkanku jalan yang benar
Menyumpahiku agar tak ingkar
Kerana janjiku sedikit besar
Temaniku semampumu, jaga diriku
Sebelum kau jadi kekasih hati, kekasih sejati, kekasih pergi

Sekilas Kehidupan

Mungkin segala lamunan pahitnya kehidupan
Mungkin fikiran melayang-layangkan angan
Andai dapat dibagi kesendirian
Andai ditumpahkan derita kebatinan
Siap daku luruhkan kepiluan
Gelap gulita, suram
Masa depan tentukan pilihan
Masa muda yang tergadaikan
Terampas pergaulan lingkungan
Potert kecil kemegahan Negara
Pemuda sengsara diperbudak angkara
Pemimpin dalang termahir bercerita
Muslihatkan mereka, pemuda biasa berjiwa mutiara
Tertantang, menentang, bersitegang
Dididik keras melawan ketidak adilan
Warna-warni nurani tersisih
Tersapu bersih
Pemuda lugu setajam paku
Dulu kayu sekarang batu
Pemimpin berseteru rebutan harta negeriku
Jalan rakyatku liku menuju maju
Adakah segelintir pahlawan kesiangan?
Setidaknya tumpaskan kebiadaban pendustaan
Mungkin segala lamunan pahitnya kehidupan
Mungkin fikiran melayang-layangkan angan
Banyak cita-cita belum terkabulkan
Semakin miskin mungkin prihatin
Masa depn bangsa, Negara, negeri tercinta dan rakyat penghuninya belum tentu terjamin

BALASAN

Bertahun menunggu maafmu
Andai manusia berselimut sempurna
Pastilah sudah kau terpilih jadi pendamping hidupku
Lebur sayangmu tertindas keserakahanku
Tulus cintamu bagai sampah penyita waktuku
Terinjak dibawah tiada harga
Tuhan tak buta, Tuhan tak tuli
Suara tangismu, gundah pilu sebab kubunuh cintamu
Dilihat-Nya, didengar-Nya
Turunlah balasan padaku
Sebanding jahat kekejamanku
Bodoh.,,bodoh maki semua
Menodai kesucianmu
Sucinya hati mencintaiku
Lelah, itukah keluhanmu
12 bulan mengabdi tanpa pamrih
Pada satu hati, jiwa yang kotor mungkin hina
Berapa malam kau pikirkan
Kau doakan semoga hidupnya lebih baik darimu
Dan iapun dating mencumbui mimipimu
Mejumpai tubuhmu yang terbaring lemah
Untuk apa ia dating?
Menggodamu,merayumu?
Dengan puitis manisnya
Kau percaya sungguh bodoh
Ah.,,munafik

Kita dan Masa Lalu

Melangakah berdua menempuh masa depan
Sulitnya pabila keteguhan bukan keyakinan
Kita yang terkubur dalam masa lalu
Terbiasa bergantung pada sang penakluk hati
Berakhir pergi sisakan kehilangan
Kita, dipertemukan dalam kekecewaan senasib
Jauh, sebelum ada harapan baru
Janji tak melupakan haruslah ditunaikan
Jelas, bertepuk sebelah tangan
Akuilah, sama-sama kita buta tentang cinta
Baik buruk adalah sama tiada beda
Larikah kita dari kecurangan?
Menjalin hubunagan dari kepingan masa lalu
Masih terasa sangsi
Kebohongan belakakah?
Pelampiasan kekecewaan

Pagi Berdua

Sempat iseng tertawa sendiri
Serasa mimpi di pagi hari
Pujaan hati disamping diri
Memandang penuh arti

Dulu ini sebatas mimpi
Khayalan tingkat tinggi
Jelmaan alam bawah sadar
Terbawa arus kedasar

Gigitan matahari tak jua hilangkan gemetar
Peri kecil yang sedari tadi berputar
Menyumpahiku agar tak ingkar
Karena janjiku sedikit besar

Kakak Terkasih

Merdu petikan dawai gitarmu
Menghibur sajak suram kesepian
Lantas terharu berubah kasmaran
Terkesima alangkah elok lagumu
Lama sudah kusandarkan harapan baru
Mendambakan bulan rebah diperaduanku
Atas restu sang pencipta
Jawaban atas doa-doa
Hamparan tanah hitam jadilah surga

PERTEMUAN PERTAMA

Tak banyak cerita gugur berkembang
Sekilas mencuri pandang
Kutahu tak saling kenal
Tentang seseorang diawal pertemuan
Sebelum perkenalan kita
Pertemuan-pertemuan lalu adalah saksi bisu
Dingin, menghantarkan sebatang ingatan
Pagi menyiratkan embun lngit tumpuan harap
Mengangankan selaku bunga
Menyelami maksud keajaiban gaib
Semoga memuji takjub apa adanya
Menerbitkan sepenggalah fajar yang raib
Panas, menjajaki setapak debu terhempas angin
Siang, menyeru lelaki dalam gempita
Siapa gerangan disana?
Kakak terkasih apakah julukannya
Kesan pertama memukau mata hati
Memulai kagum meretas rindu

Vacum Of Love

Apakah disetiap detik, jam hari
Harusnya ada cinta?
Hati yang benar-benar ingin dicinta
Lelah melangkah temukan jalannya
Hausnya hati tak berati
Mereka dating pergi tanpa sisakan perduli
Kosong.,,kosong lolong nyawa mati
Dinyatakan kepatahatian
Cinta bertepuk sebelah tangan
Mengukir trauma berat berkepanjangan
Frustasi, gantung bunuh diri adalah pilihan
Tuhan takkan berikan ampunan
Baiknya dengar bisikan masa depan
Kekasih hati, kekasih sejati, kekasih pergi

Mantan Kekasih

Seberarti apapun dulu
Pastikan terlupakan, terabaikan
Secinta apapun dulu
Pastikan tergantikan, kenangan
Hmm.,,perpisahan
Titik balik kebahagian
Sepasang kekasih bercerai ditenagah jalan
Sudah ketentuan Tuhan
Keputusan dua insan
Kebosanan, ketidakcocokan, hasrat berganti pasangan
Sebab perselisiahan
Sudahlah, aku lelah memaksa
Terserah, ingin diapakan hubungan ini
Beribu macam lasan melemahkan tubuh ini
Nyata sia-sia setia
Kejujuran habisi segalanya
Dan kubahagia
Kita kembali seperti dahulu kala
Menjaga hubungan setia
Jadi teman terbaik yang sempurna
Menyandang gelar baru utama
MANTAN KEKASIH

bALADA putus cinta

“Aku bukan yang terbaik untukmu
Aku tak selalu ada untukmu
Perhatianku bukan lagi tertuju padamu
Mengapa sangat berharap padaku?”

“Kaulah terbaik untukku
Aku mengerti kau tak selalu ada
Maka aku akan memperhatikanmu
Karena aku cinta padamu”

KESATRIA MARWAH

Kembali menjangkit peredaran darahku
Virus rindumu membaur drastis
Mencekram dadaku, meremat rusukku
Lunakkan prasangka cemburu

Aura birumu pancaran manja
Sengaja membiuskan penyakit asmara
Terperangkap jeruji merah hati
Aku akhirnya.,,

Sayang tak datang
Sampai lonceng berdentang
Disini, disisi paling belakang jurang
Sepasang mata kau buat telanjang

Terkagum-kagum terpaku bisu
Memuja ciptaan-Nya dalam dirimu
Dibilang apa kesatria marwah kekasihku
Dia kekasihku aku cinta selalu

CEMBURU

Apa arti sebuah kata cemburu?
Takut kehilangan?
Apa dapat dipercaya, dipertanggung jawabkan?
Cemburu mungkin bisa berarti nafsu memiliki
Tak dapat memiliki?
Cemburukah muaranya
Ah.,,munafik!
Persetan dengan cemburu
Menggerogoti akal sehat logika
Mengobarkan api kebiadaban nafsu
Sekali cemburu selamanya ketagihan
Memasang mata-mata disekeliling kita
Dimana berada bersiaplah jadi tersangka
Tak ada toleransi jika sudah begini
Teman lawan jenis, mangsa tersadis
Dihakimi sendiri tanpa bukti
Sesungguhnya apa yang ada didepan
Tak selalu kenyataan
Ku harap kau faham
Agar tak selalu balas dendam
Dipikir akan terkesan
Malah jadi aku tak tahan
Ingin pergi darimu, selalu cemburu
Tak pernah ingin tahu cintaku
Padahal hanya untukmu
Wahai tukang-tukang cemburu
Berilah keyakinan. Kepercayaan
Jangan takut kehilangan
Gadis impian symbol keteguhan
Setia berkorban perasaan
Tak boleh berkawan orang sembarangan
Berdoa semoga dilapangkan
Setia memaafkan kelalaian
Cemburu kuasai fikiran
Biarlah ketulusan hapuskan

AH.,,GILA

Ah.,,gila
Aku menggilai keanehan yang kau punya
Keajaiban sanubari datang tak terduga
Aneh, aneh gerutuku keheranan
Terbilang jatuh memang kujatuh
Selang hari berbuah bulan, seiring rasaku berkembang cinta
Untukmu kupasrah, menyerah, bersimpah
Kupersembahkan kemurnian damainya rindu
Impikan yang kau inginkan, aku akan jadi yang kau harapkan
Coba dengarkan ketukan nadi degup jantungku
Lurus tak berarah menyanjung sifatmu
Ucapan mereka tentangmu tak jadi masalahku
Biarkan mereka tak setuju tetap kucinta padamu
7 mata air siap tunjukkan dalam jalanku
5 sysirku bersaksi betapa kumenggilaimu
Rumit kisah cintaku berpasangan dirimu
Percintaan sungguh tak ada yang abadi, namun antara kau dan aku tetap satu

Tertunda

Temaram bulan sabit berteman bintang
Seiring pulang merenggang pudar
Merapat kembali bahagia tertunda
Menuggu kejelasan pernyataan
Susah sedihku pilu tak terperih
Dengan apalagi ku memohon
Mulai musnah kesabaran
Dipermainkan, tak dianggap, tak dihargai
Sebegitukah harga yang harus kubayar?
Untuk sepercik kebahagiaan tak abadi
Harusnya dihargai setiap yang mencintai
Petuah digulung akhir samapai menyingkir
Kekuatan purnama digaris takdir
Bagaimana kita kan utuh?
Pabila saling kita menuduh

Sindiran Kepada Orang Tua

Kami para remaja
Bukan dewasa bukan anak-anak
Kami terbelenggu masa remaja
Hidup diantara ketegangan mencari jati diri
Banyak sekian dari kami tak mengerti
Hak dan kewjiban kami sebagai manusia yang dikekang
Kalian mengajarkan menyayangi sesama
Tapi bukan termasuk sesama remaja diantara kami
Dan kamipun bertanya
“Bolehkah kami mengenal cinta?”
“Merasakan cinta biarpun tak sengaja”
Namun sayang jawaban dari kalian
Yang membuat kami gempar, kami gusar, kami murka
“Jangan sekali-kali mengenal cinta di masa remaja”
“ Biarpun hanya kata yang kalian tahu”
“Ini belun saatnya. Kejarlah cita-citamu dahulu”
“Cinta itu menjerumuskanmu pada titik beku irreversible”
Kamipun menentang
Kami tak mengharapkan cinta merasuki diri kami
Cinta dating perlahan jadi pelangi
Menyakitkan jika kalian menyuruh kami menghapusnya
Sungguh akan kami lakukan, kami lupakan
Jika kami bisa dan jika cinta itu tak indah
Cinta datang tatkala kami jenuh
Dengan kehidupan mewujudkan masa depan
Sedemikian keras kami memungkiri, tak kami hiraukan
Cinta dating menggelayuti setiap sukma diantara kami
Mendekap kami, membiuskan aroma surga fana duniawi
Kami tak ingin terjebak dalam sayap-sayap tak bertanggung jawab
Atau iblis bertopeng sahabat
Selamatkan kami
Jangan hanya berkata pada teori
Yang tak pernah disinergikan dengan tindakan
Ajari kami, larang kami semampu kalian bisa
Namun jangan sekali-kali mengekang kami
Sebagai manusia untuk merasakan cinta
Kami sudah cukup bingung, heran dengan peraturan kalian
Sungguh, kami bersungguh menghapus
Membuang jauh-jauh hasrat memiliki
Tapi izinkan kami memohon, sekali dalam hidup
Izinkan kami merasakan jeritan cinta di masa remaja
Yang tak pernah terulang kali kedua
Biarpun masih akan tetap ada cinta pada masa selanjutnya

IZINKAN KUSAMPAIKAN MESKI SEKALI

Ribuan kata berjajar apik
menguntai mutiara puisi syahdu
Seusai ratusan hari mematung air mata
Jangan bilang kau tak suka hujan
Gemuruh mendung, desah ombak tak baraturan
Memantulkan maksud yang tak sempat
Kuutarakan padamu
Dibalik keagungan sang arka
Ia masih membiarkan hujan membasahi dunia
Untukku mengucap cinta padamu…
Kutahu, tak sepuitis sajak pujangga sejati
Mendayu-dayu menusuk tepat dijantungmu
Dimana selalu kau jaga belahan jiwamu
Kutahu, tak sesempurna gadis impianmu
Berparas anggun, berkesan menawan selalu
Suaranyapun merdu bertutur kata halus
Bak bidadari berkasih tulus
Ijinkan aku sejurus mengatakan, mengucapkan
Sejenak menyampaikan, mengungkapkan, mengutarakan
Perasaan hati
Terbendung realita keegoan
Sedemikian tertahan luapan kecintaan
Terpaut waktu membuat kegagalan
Andaikan detik pertama berjumpa
Aku berani menegaskan
Lantang memuji canda tawa
Bentuk rupa cerita ini tak harus kembali dijelaskan
Renungkanlah berbagai hal indah yang terlewatkan
Seperti embun pagi yang tersenyum menyapa
Ingatkah dirimu?
Meski tak terletak pada sadarnya keramaian
Celoteh burung diatas pohon
Mendengarkah dirimu?
Ditaman penuh pepohonan tersengat terik panas mentari meradang
Lukisan biru awan, hujan yang terasingkan
Merasakah dirimu?
Mewarnai suasana nuansa kehangatan
Sudahkah dirimu sadar?
Menyadari kesetiaan alam yang bahagia karenamu
Menunggumu menganggap semuanya ada karenamu
Menantimu percaya
Keadaan sesungguhnya
Kaupun akan tetap bahagia tersenyum ceria
Tanpa kesetiaan dari berbagai hal yang tercipta karenamu
Pelengkap kecil sekedar hiasan semesta alam
Pemanis kehidupan

KARMA PERAWAN PUSPA KENCANA

Terbuang sia-sia waktu bergerak
Tertinggal dentangan hari berlari berdetak
Tak kuasa aku menembus ruang hampaku
Demi mengejar bayang-bayang kilaumu
Aku coba bangkit sekalipun sakit
Kekekalan angan-angan menembus langit ketujuh
Hinggap pada setangkai puspa nan rapuh
Semerbak melati mewangi negeri
Ada yang tersembunyi di bilik hati
Pramasastra manapun takkan sanggup siratkan maknanya
Gurindam merdu dinding kalbupun tak sanggup jelaskannya
Tanya merpati nirmala angkasa
Atau retas lilin di pagi buta
Dapatkah kau tangkap sekian remang berkelir lazuardi?
Menuju kemana lentera melentik kau bawa
Perbedaan dunia mengundang sengsara
Duniamu berlatar kesatria marwah
Sudikah dipaksa takdir bukan kehendak kita
Aku suarakan kesederhanaan kiasan kata
Menghujam terjal, meracuni detik-detik penyesalan
Kibasan sayap pedangmu menggeliat torehkan kejinya asmara
Terbalas patah hati pribahasa
Selayaknya bersyukur terima apa adanya
Anugerah bahtera karunia terindah
Sebelum gugur puspa kencana
Puspa kencna gugugr dari tangkainya
Layu pudar hilang warna
Kelopak retak berserakan tersisa
Biaskan kerisauan prahara risalah
Mengusik percuma malapetaka berdarah
Terseret ingkar sambaran petir
Menyerang rindu jatuh terguncang mengerang
Putus asa kesetiaan terbayang samar di celah tirai kamar
Teringat tanah lapang tempatku mati suri setelah berpuisi
Ranjang mimpi menidurkanku antara kenyataan dan mustahilnya khayalan
Kuakhiri syair ketidak adilan
Sandiwara jagad raya berkecamuk murka
Terlanjur sudah karma menimpa
Karma perawan puspa kencana
Genap 114 penuh nestapa
Tercipta syair duka bukan puisi cinta
Lewati 114 malam berwajah suram
Berhias badai hujan sapai kemataku
Tatkala tambatan hati ubah misteri nirwana
Sejauh sanubari berkelana
Sejauh guratan pikir mencoba
Cukup getir karma perawan puspa kencana
Siapa bersalah siapa mengalah

112 HARI MENANTI KAU KEMBALI

112 hari menanti kepastian tak berujung
Sudahi kisah kita
Kenangan bahagia berbalut lara
Aku terlena bujuk rayu mesra percuma
Sesal ini ada
Hukuman apa ini?
Tak bisa berhenti mencintaimu
Cukup, ingatkan aku pada masa lalu
Perih, kurasa melihatmu
Aku ingin berkata, sesaat sekali saja
Aku mencintaimu
Entah dari kapan hingga sampai kapan
Benar kata mereka aku tak pantas denganmu
Apapun itu cintamu selalu semu
Katakanlah kau mencintaiku barang sekali
Katakanlah kau merinduku walau itu dulu
Semua kata yang telah terukir
Pada bait awal syair ataupun surat terakhir
Abadi selama masih tepati janji
Saksi bisu kisah kita tanpa ikatan nyata
Tak pernah kutahu tempat kita dulu bercinta
Pada masa apa?
Masa musim kemarau dibawah terik mentari?
Aku lupa, aku ingat syair rahasia
Aku terjerat cinta buta
Akan sama kebencian dan cinta
Aku mengagumimu
Biarpun telah kau panah aku
Dengan busur dendam terhebat
Salah apa, dosa apa?
Sudahi hukumanmu
Putuskan cintaku
Berat memang, tapi coba jelaskan
Jadi pengecut sekarang dirimu
Dimana kekasihku dulu?
Matikah ia?
Atau berubah jadi jahat sepertimu
Satu yang kuminta, kuinginkan
Di 114 hari nanti kumenanti
Kembalilah bila masih kau punya rasa
Mengulang masa bahagia
Atau pergi tanpa pertanyaaan
Tentang cinta yang tak pernah nyata

Hujan Bulan Maret

Setahun lalu terulang kembali hari ini
Hujan bulan maret sepulang sekolah
Deras rintik gerimis
Takkan mencegah kaki tegapmu melangkah
Kita bertatap lagi pada ruang waktu lampau
Ada secercak gurau tak terselesaikan
Terbilas waktu begitu saja
Kulepaskan saja lentera impian
Sekalipun erat kugenggam kaupun kan meronta menolak
Hujan bulan maret sepulang sekolah
Menuntunku belajar ikhlas
Merelakan yang bukan milikku
Melepaskan yang bukan untukku

Harga Diri Cinta

Bukankah sakit memendam perasaan
Terjerat mati terpasung sedih
Inilah kabar diriku
Terpenjara dimana dikau berada
Niscaya merana bersemayam sekujur tubuhku
Terhalangi kehormatan harga diri
Tentang hukum dosanya bercinta
Patut dan wajib dijaga
Taatilah selagi dikau bisa
Ajari daku menjaganya
Sudah semestinya kita luluhkan
Cinta ini dipandang sebelah mata
Dosakah kita melagukan syair cinta?
Dendangan sunyi melanggar hukum harga diri
Dosakah daku jatuh cinta padamu?
Tanpa meminta datang sendiri menjelma
Tanpa mampu kita mencegah terjadinya
Tak kusangaka.,,
Harga dirimu lebih mahal ketimbang cinta
Harga diri itu suci
Jangan dikau nodai
Tegakkan harga diri lalu lindungi
Harga diri itu ikhlas
Tanpa keegoisan pemikiran culas
Memberi pertolongan bagi kaum tertindas
Harga diri itu bijaksana
Bukan sekedar sebutan untuk yang berkuasa
Serendah apapun manusia tetap ada harga diri padanya
Tunjukmu menjunjung harga diri sembari cinta
Namun apa dikau rasa cinta itu anugerah?
Anugerah yang bagimu salah
Merenunglah, bercermin lagi pada sosok yang kau agungkan
Adakah suci, ikhlas nan bijaksana harga dirimu?
Cukuplah sejenak dikau simpan harga diri
Karena cinta itu suci, ikhlas memberi tanpa pamrih

Pesan kejujuran

Terseliplah sayangku, rinduku padamu
Walau juga aku tahu, ku tak bias cintaimu
Entah mengapa begitu
Padahal aku sadar kurasakan semua
Kasih sayang cintamu
Hingga detik ini disetiap hembusan detak nadiku
Kaulah yang paling tegar hadapiku
Walau berkali kubunuh cintamu
Teruslah bersinar bukan hanya tuk terangiku
Masih banyak kegelapan yang butuhkan cahyamu
Cinta pertama tak harus kau lupakan
Tapi ingatlah, di dunia ini tak ada yang abadi
Waktu senantiasa menggerus jalannya mimpi
Bersiaplah tuk kenyataan
Biarpun awalnya menyakitkan
Tapi akhirnya pastikan membahagiakan
Ku hanya bisa sematkan cinta kita sampai disini
Maafkan.,, namun ketahuilah
Rasa terimakasihku kan terus mengalir
Rasa syukurku mengenalmu
Terbaik dalam hidupku
Meski kini kuharus beranjak pergi darimu
Karena cinta memang bukan untukku padamu

Pangeran Kecilku

Andai dapat kubisikkan
Pastikan kusampaikan
Hadirmu sempurnakan sejuknya pagi
Rusakkan lamunan khayalku tentangmu
Gerai-gerai pangeran kecilku
Bersimpah malu mendekap ragaku
Tenangnya wajahmu gemparkan setiaku
Tepiskan rinduku untukmu padaku
Menggugah kembali semangat untuk maju
Kendati berat tebing yang harus kudaki
Meraih dikau pangeran kecilku
Duhai pangeranku.,,
Datanglah dengan kuda putihmu
Temui aku di istana cintaku
Berikanlah aku segudang harapan
Untuk dapat mencintaimu

PERPISAHAN

Terhanyut dalam mimpi
Terpanah di jiwa
Teringat dalam mata
Terdengar ditelinga

Kecupan kasih penanda perpisahan
Melengkapi kabut kabut kehidupan
Ribaan pasrah tempatku menyerah
Gerai keraguan kepingan resah

Dibangsal lorong gelap
Senyum usang meratap
Sendiri tanpa harap
Merenungkan nasib tuk bersiap

Padamu lantang aku sahutkan
Kemilau bening kehidupan
Dimusim penghujan hari perpisahan
Disinilah kugapai jawaban

Baru aku sadar pada gerakmu
Mendera miris kalbuku
Akhir awal aku bertahan
Antara kerelaan dan perjuangan

SEPANJANG JALAN

Ingatkah kau ketika sang surya bertahta di puncak batas
Balada rumput ilalang teduh menghempas
Perjalanan panjang melelahkan
Tanah kering nan tandus beserta hawa panas menyeruak

Melintas sosok rupawan dari belakang
Menyergap kebimbangan
Beralih pandang
Diujung persimpangan jalan

Bertanya tanya redam suara
Berbisik bisik takut mengusik
Naluri fikiran, perasan hati
Saling menggerogoti

Tiba tiba datang jawaban semu
Terpampang menggoda
Oh… tak mungkin
Nyaris tak sadar percaya
Nyaris terajut ikatan batin

Oh… tak boleh dilanjutkan
Dipaksa nafsu syetan
Niat utama sekedar berkawan
Bukan terjerumus nafsu pacaran

Namun sungguh bijaksana ia
Sedikit terselip kedewasaan kurang sempurna
Kian meringis dibuatnya
Berlaju secepat kilat menyambar
Dihadapan wanita tak sabar

Ingatkah kau ketika sang surya bertahta di puncak batas
Balada rumput ilalang teduh menghempas
Menyeringai peraduan kekaguman teratas
Selagi pejaman labuhkan bebas

Mungkin terlupakan
Selembar kenangan sosok rupawan
Biar sirna diakhir perjalanan
Hanya terkenang sepanjang jalan

BY: PUSPA CALLISTA SHA

REMBULAN SENJA

Rembulan muram membasuh senja
Rona pelangi di hari cerah
Semburat pupus kasih asmara
Terbelenggu torehan kaidah

Terlontar lara duka serpihan kalbu
Menyibak pecah rembulan senja
Rayuanpun tertuju sendu
Terbantah kenangan manja

Tak sengaja jatuh menapaki
Manisnya duka
Tak sengaja bangun menyusuri
Pahitnya cinta

Akupun mulai muak
Menjaring sisa cintamu
Tabir kejahatan pun terkuak
Cengkeramnya selihai dustamu
Kupandangi lepas hiasan mega
Nampak nyala naungan bahagia
Mungki n saatnya ku harus rela
Merengkuh hidup baru tanpa dia

KETEGARAN PENDERITAAN

Saat awan berkumpul dengan mendungnya
Saat ombak berkejar-kejaran dengan lautnya
Seakan meruntuhkan hati ini
Kumencari arti hidup
Yang kosong tanpa dirimu
Warna arab kian menghitam
Membendung untaian awan
Hatiku semakin lama semakin tak menentu
Menjadikan aku diujung penderitaan
Tangis, serasa hujan diluar
Meneteskan air yang penuh kasih
Oh.,,Tuhan.,, belum cukupkah deritaku?
Derita yang sekiam lama menyertaiku
Aku ingin hidup Tuhan,
Dengan rasa bahagia tanpa untaian air mata
Cinta kuterpecah menjadi dua
Bagaikan merahnya pembuluh darah yang tergores pisau
Sekarang, aku akan menutup mata
Hingga kudapati kau kembali

Bila Kita Pergi

Takkkan tersesali pernah bersamamu
Sungguh bahagia mengenalmu
Teman terbaik, sempurna dalam berteman
Meski bukan kekasih terbaik yang sempurna
Ketika kita bertman, kau akan selalu ada untukku
Memperhatikanku, menomorsatukan diriku
Tak perduli apapun yang terjadi
Kita, berbagi cerita masa lalu dan impian cemerlang di masa mendatang
Berjanji tuk takkan melupakan
Meski kenyataan tak sejalan
Ketika kita sepasng kekasih
Kau tak lagi menghias tawa
Sebagai teman atau kekasih terbaik yang sempurna
Kau berdiam seribu bahasa
Campakkan diriku yang selalu ada
Hatipun kembali terkoyak
Hanya menunggu dan menunggu
Jika impian tuk bisa bahagia dengnmu
Hanya sebatas mimpi ditengah malam
Akupun akan pergi
Merelakan kepergianmu, mengikhlaskan dirimu
Bila benar kutelah pergi
Jangan lagi meminta jadi kekasihku
Karena mungkin kutakkan kembali
Bila telah hinggap dilain hati
Jadilah teman terbaik yang sempurna
Karena mungkin disuatu masa
Kitakan kenbali jadi sepasang kekasih
Kukan pergi dengan senyuman
Sedikit tawa penutup kepedihan
Meski kau tak ucapkan
Salam perpisahan menjelang kepergian
Kan kuberikan kenangan tuk janji terakhirku
Takkan kumelupakanmu
Meski kudapatkan kekasih yang lebih darimu

Curahan Kesedihan

Jatuhnya hujan malam ini
Mengiringi air mataku yang terus mengalir
Mengiringi kesedihanku karena cinta
Cinta yang telah jelas adanya
Telah terbaca, telah terakui
Namun kandas ditengah perjalanan
Karena sulit untuk diutarakan
Biar, air mataku ini mengalir
Jangan pernah ucapkan kata terindah untukku
Jangan buat aku percaya akan cintamu
Jika nyata bukan seperti itu
Aku tak inginkan puisi dan kata-kata terindah
Tapi ucapan dan perbuatan
Tak tahukah dirimu, atau mungkin sengaja tak tahu?
Bahwa aku mencintaimu
Yakin begitu yakin diriku
Tanpa pernah kumeragu
Nyanyian nyiur pantai terus berdesir
Beriramakan ombak dilautan
Mungkin aku harus relakanmu
Melupakan sedetik waktu indah yang kau berikan
Semuanya begitu cepat
Hingga tak terasa akan segera berakhir
Walau cinta belum sempat bersatu

SALAHKAH?.?.?

Salahkah jika aku merindumu?
Salahkah jika aku mengartikan bait-bait puisimu sebagai cinta?
Dan salahkah jika kuanggap kau mencintaiku?
Aku rela datang dari tempat untuk cinta
Untuk menyambutmu
Menyambut cintamu
Tapi tak kusangka
Sikapmu seakan tak perdulikanku
Menganggap kupermainkanmu
Padahal kutelah mencintaimu
Belajar tuk mengerti tentangmu
Tak bisakah kau mengerti?
Tak bisakah kau menyadari?
Akan semua inginku
Tuk bisa bahagia denganmu

Jawaban Atas Cintamu

Kubahagia dengan pernyataan cintamu itu
Setiap waktu yang kita lalui
Telah menjadikan cerita dalam mimpi malamku
Aku tak tahu apa yang harus kukata
Sedikit demi sedikit memang rasa ini terus ada
Walau kadang, aku tak percaya
Tapi kini aku yakin
Perasaan yang kurasakan, bagai perasaanmu
Mungkinkah kita dapat menyatukannya?
Jika ada satu kesempatan
Karena kau dan aku hanya sendiri
Tiada yang memiliki

Mengenal dirimu

Saat aku mengenal dirimu
Kurasakan sesuatu yang muncul dalam hati dan perasaanku
Kurasa sebuah kata-kata indah
Dapat dikatakan oleh setiap sang kekasih
Selalu kuimpikan
Kau adalah bagian cintaku yang hidup karena dirimu
Aku inginkan kau menjadi pangeran dalam lubuk hatiku
Dan kau menjadikanku seorang putri di dalam mimpimu
Aku akan selalu menyinari cinta di dalam hatimu
Seperti matahari menyinari bumi saat ini
Percayalah padaku
Aku takkan membuatmu kecewa dan patah hati

PANDANGAN PERTAMA

Aku tahu dari tatapan matamu yang cemerlang
Melukiskan akan adanya cinta
Cinta itu merupakan cinta terakhirku
Setelah apa yang kulakukan selama ini
Terhadap cintaku yang dulu
Jika ini gagal aku takkan bercinta lagi
Tetapi setelah kupandang wajahmu
Serasa hilang beban yang ada dipikiran ini
Semua rasaku terhadapmu adalah nyata
Sangat nyata
Hingga serasa tubuh ini jatuh diatas kasur empuk
Berbentuk hati yang berisi bulu dan kapas
Putih yang lembut



A Little Story_Dilema Diantara Delima

Hitam pekat menjilat. Terawang awan mencekam. Berjalan dengan kehampaan. Menepi pada tujuan tak pasti. Bagaimanapun tetaplah salah. Lal...