Jumat, 10 Januari 2014

A Little Story_Dilema Diantara Delima



Hitam pekat menjilat. Terawang awan mencekam. Berjalan dengan kehampaan. Menepi pada tujuan tak pasti. Bagaimanapun tetaplah salah. Lalu sorot terang itu jelas menampar perlahan. Diam dan sederhana kusimpan rahasia.
       Tiba-tiba Hisyam menarikku menuju kantin sekolah. Aku lantas duduk berhadapan dengannya. Masih bingung kenapa dia tiba-tiba mengajakku kesini. “Sini, pinjem handphone kamu.” Hisyam meminta handphoneku. “Ada apa sih?. Kok kamu aneh.” Tanyaku masih bingung dengan sikap Hisyam. Dengan menghela nafas panjang, setelah melihat-lihat handphoneku dia bertanya padaku “Apa maksud semua ini?.” Ia perlihatkan handphoneku yang penuh dengan smsku dan Aizal. Sejenak aku tercengang, bagaimana ini?. Belum sempat aku menjawab, dengan raut wajahnya yang kelihatan marah dan kecewa Hisyam melanjutkan pertanyaannya. “Tolong jelaskan semua ini dan jawab dengan jujur, siapa Aizal?.” Lama, aku hanya bisa tertunduk malu dan sangat merasa bersalah. Hingga akhirnya aku berani menatap wajah Hisyam dan mulai berbicara “Maaf Syam, aku benar-benar minta maaf. Aizal itu mantan pacarku.” Hisyam hanya terdiam. “Aku mohon maafkan aku.” Aku kembali meminta maaf. Lagi-lagi Hisyam menghela nafas dan berkata “Iya, nggak apa-apa. Tapi Cuma kali ini aja ya. Aku beri kamu tiga kesempatan. Kalau yang kedua dan ketiga gitu lagi, udah cukup. Aku Cuma ingin kamu jujur dan terbuka sama aku.” “Iya, mulai saat ini aku akan jujur dan terbuka sama kamu.” Kataku. “Makasih, mulai saat ini kita harus saling jujur dan terbuka. Aku percaya sama kamu.” Kata Hisyam. “Makasih juga udah percaya sama aku.” Jawabku pelan.

“Rahasia canto sejati. Diilhami dari hal tersembunyi. Ikatan yang menggandrungi hati. Dimana angan bertekuk lutut saat jiwa terpaut. Merenggut badai kabut. Tidaklah mudah menjaga diri. Tidaklah mudah menjaga kekasih. Apalagi rahasia cinta sejati.”



Jakarta, 22 Juli 2012

Yts,adikku Risa

Di rumah

Assalamualaikum wr.wb,.

       Sejak kenal dirimu, aku tak mengerti apa itu cinta. Kau yang mengajariku tentang cinta dan buatku bahagia. Tapi semua menghilang semenjak dirimu pergi. Ku ikhlaskan semua luka yang semakin mendalam. Kasih cinta yang menghilang tak berarti lagi. Kesepian di malam hari yang sunyi hanya ditemani tetesan air mata ini. Perjuangan terhenti tuk dapatkan kamu lagi. Membuat denyut nadiku terasa ikut berhenti. Lisan tak mampu mengucap kata sedikitpun. Hanya air mata yang mampu mengungkapkan perasaan cintaku itu untukmu. Kau pemilik hatiku. Tapi hatimu takkan jadi milikku karena itu yang kau mau.

       Cintaku tak akan putus untukmu. Ku kan selalu setia untukmu. Maafkan aku yang telah mencintaimu. Ini semua kehendak Allah semata. Hanya Allah yang bisa memutuskan cintaku untukmu. Jangan gelisah dalam cinta, karena cinta butuh ketenangan. Jangan buat hatimu pasrah karena cinta. Aku tak ingin melihatmu gelisah dan putus asa.

Wassalamualaikum, wr.wb



kakakmu





Aizal Achmad



          Membaca surat terakhir Aizal hanya akan menambah penyesalan, ketidakmampuanku menahan air mata. Gejolak asmara diantara dua hati. Ini memang salahku, telah memilih Aizal dan Hisyam. Aizal, sudah kuanggap kakakku sendiri. Tiga tahun sudah Aizal hadir dalam hidupku. Dari dulu sampai sekarang dia tetap mencintaiku.walaupun aku sudah berkali-kali mengkhianatinya. Dia selalu memaafkanku. Jujur, aku tidak pernah bisa lari dari ketulusan cinta Aizal. Tapi sekarang keadaan sudah berbeda. Aku telah bersama Hisyam. Tidak kupungkiri, bahwa hati ini telah terbagi antara Aizal dan Hisyam. Dulu terfikir, Hisyam bisa menggantikan Aizal. Tetapi aku salah, mereka dua orang yang berbeda. Tidak akan sama.
        Tiga bulan sejak kejadian itu dengan Hisyam, hubunganku dan Hisyam sedikit demi sedikit mulai membaik. Tapi rencanaku dan Hisyam untuk saling jujur dan terbuka hanya omong kosong belaka. Yang ada, aku adan dia justru berpura-pura. Dalam ketenangan hubunganku dan dia tersembunyi segudang masalah yang tak terungkapkan.
        Puncaknya, di suatu sore di tepi pantai saat aku dan Hisyam bertemu. Hisyam marah besar padaku. Aku akui aku yang mulai semuanya. Tapi selama ini seolah dia bisa menerima aku dan semua kesalahanku bisa dimaafkan. Kenyataannya tidak seperti itu. Dia masih menyimpan semua kekecewaannya padaku. Hingga sore itu dia ungkapkan semua kekesalannya. Katanya, dia bosan mengalah terus padaku, bosan jadi orang yang selalu disalahkan. Padahal saat ada masalah aku tidak menyalahkan dia sepenuhnya. Aku selalu berkata, aku juga salah dan aku minta maaf. Tapi dia sendiri yang selalu menyalahkan dirinya. Untuk masalah yang lain, aku sadar aku yang salah. Selama ini aku sering seenaknya sendiri pada Hisyam. Aku juga kurang perhatian padanya. Susah rasanya untuk menjadi pacar yang baik untuknya.
Seketika itu juga, Hisyam berkata “Lebih baik kita berteman aja. Daripada pacaran tapi banyak masalah.” Dan akupun hanya menjawab “kalau memang itu keputusan yang terbaik untuk kita, baik aku terima.”
          Aizal dan Hisyam bukan lagi pilihan. Bagi mereka aku adalah cinta pertama yang takkan terlupakan. Namun sayang, kesan yang kuberikan  pada cinta pertama mereka tak sesuai harapan. Aku juga tidak mungkin selamanya menjadi delima, satu hati yang terisi oleh dua cinta. Tak semanis jatuh cinta, dilema diantara delima lebih pahit rasanya. Dilemaku cukup, kututup.

"Kematian Diriku"

Derita hadir dalam diriku dan hidupku
Kisahku berakhir tanpa arti
Walaupun dirinya terasa sakit
Bagiku hal ini adalah kebodohan terbesar
Aku tak ingin terjebak oleh indahnya cinta
Yang kuinginkan adalah derita tanpa sesal
Biarlah semua ini menjadi hujan tanpa mendung
Yang tak ada wujud atau waktu yang menelannya
Kuberikan kisah ini pada sang pemiliknya
Sulit untuk aku mengerti
Aku sudah kehilangan dia ataupun dirinya
Kini sendiri termangu, penuh sesal dan tangis
Lelah aku, dalam kemelut melodi tanpa nada
Yang berkata “cinta ini mati dalam tubuhmu.”
Sayang, tinggallah kenangan
Hanya bisa diucapkan dalam deruan angin
Serta ucapan dalam peribahasa tanpa kiasan kata
Hujan deras disini
Menandakan kehancuran dalam diriku
Aku rela bila kehilangan cinta
Asalkan tetap bisa bersamanya
Waktu telah menelanku
Membinasakan aku dalam dentingnya
Biarlah aku bersama cintaku
Tenggelam dalam kematian diriku
 

Minggu, 20 Januari 2013

A Little Story

MENGEJAR CINTAMU TAK DAPAT


Sengaja, aku duduk dihadapannya. 5 meter tepatnya. sudah sejam, dan aku hanya bisa menuliskan inisial namanya. Tanpa secuil pun rangkaian kata bermajas. Ah, sungguh kosong hari ini. Pikiranku mati tuk melukiskan indahnya asmara, karena bukan indah adanya.Aku saja yang memaksa menghibur hati yang lelah menunggu ketidakadilan. 

"Senyummu terbalas penuh perasaan, kisahmu, keluhanmu, canda tawamu kudengarkan perlahan kupahami. Tidak adil!. Suara hati kecil teriak kecewa. Senyum penantian terabaikan"

Sesaat dia melempar senyum. Sengaja membuat hatiku berkeping tak tersisa.

"Mengejar Cintamu Tak Dapat!!"

Senyum mematikan sekali lagi, aku berdiri.



Selasa, 30 Oktober 2012

Teman Hati

Denganmu, aku habis kata-kata.
 Jujurpun takutku dosa. Sembunyipun takutku tak fahami. Rumit dan manis.
 Denganmu, sederhana saja. Ibarat Flamboyan Jingga

Rabu, 22 Juni 2011

Beri Kesempatan

Dari lorong kegelapan Nampak sinar putih
Menyonsong lika-liku perjalanan
Sejujurnya pengorbanan telah diikhlaskan
Aku tak mengharap bulan mempertemukan kita
Justru aku rela, kusudahi aku pergi
Takdir Tuhan berkata lain
Bunga layu tumbuh
Mengharu biru disenjangnya waktu
Ketakutan mewakili keputusan
Yang lalu harusnya terlupa
Tapi tidak dengan kenanagna kita
Apa daya magisnya cinta merajai jiwa
Kekuatan nalar menghantarkan perjodohan
Kali pertama, kali kedua, kali ketiga
Dipertaruhkan untuk disiakan
Terhitung hari memupuk keraguan
Arti penyesalan tanpa kesempatan
Waktu habis, merana kutepis tangis
Titik airmu berjatuh, keberanianku runtuh
Tak mampu menopang jawabmu
Jodoh memang jodoh
Suka memaksa cinta
Beri pilihan,
Beri pilihan, beri kesempatan
Getarkan dengan dentum-dentum nada mesra
Sebelum aku benar-benar terbunuh hidup-hidup di depanmu

S.e.p.u.l.u.h

Si semampai buatku lunglai
Eloknya paras menghardik bergegas
Putuskan cinta, lari segera
Utuk itu perlu usaha menyerbu
Luka-luka lama akan kembali
Ulah ini nihil, mustahil berhasil
Hati menjelaskan dua pasangan yang tidakkan terpisahkan

Inspirasi Terbesarku

Bertaut jemari tandaku berpuisi
Ranum melati ikrar janji suci
Disudut manapun, tikungan pentaskan drama
Tokoh utamanya kita
Bersanding mainkan drama cinta
Senyum sinis membawa pesan manis
Senyum sinis kubalas kata puitis
Walau mungkin, kata hampir habis
Dipenghujung pertemuan yang menyakitkan
Kepingan perpisahan menyatukan
Satu kali kau mengkhianatiku
1000 kali aku membunuhmu
Impas
Namun aku masih waras
Benci mengandung dendam tak kubalas
Ikhlas

SEBELUM TERLAMBAT

Ketulusan harusnya dibalas dengan ketulusan
Bukan pengkhianatan, keserakahan
Masa laluku kelam
Tak pernah kusadar, selalu ingkar
Jalan yang dia tunjuk selalu benar
Namun aku selalu menghindar
Kukejar kesana kemari
Hampir gila setengah frustasi
Menjaring bayang suci diri
Ah.,,aku terlambat
Apa yang harus kuperbuat?
Hari semakin bergulat singkat
Cintaku tamat diakhir hayat
Senyum keikhlasan, satu yang kupunya
Tiada tertandingi kehebatannya
Mampu meninabobokkanku menuju sinar jalan masa depan
Ya, hanya dia yang menunjuukkanku jalan yang benar
Menyumpahiku agar tak ingkar
Kerana janjiku sedikit besar
Temaniku semampumu, jaga diriku
Sebelum kau jadi kekasih hati, kekasih sejati, kekasih pergi

A Little Story_Dilema Diantara Delima

Hitam pekat menjilat. Terawang awan mencekam. Berjalan dengan kehampaan. Menepi pada tujuan tak pasti. Bagaimanapun tetaplah salah. Lal...