Mengalir senandung sajakku
Gema lonceng berdawai sembilu
Menggugurkan dedaunan, merundung kegusaran
Imajinasiku bersimpangan pandangan
Mengalun lirih seraya merintih
Mendengar suara melodi putih
Dapat diperjuangkan harus pula direlakan
Sementara ketabahan pelita kegundahan
Cenayang emas tunjukkan jati diri
Selalu mengelak tuk pungkiri
Perangai munafik sungguhkah pelik?
Tutur bahasapun terpicu mencabik
Mengapa bersebut sajak kenangan?
Jelas jera pujangga ciptakan
Huh, hitam pekat lekas menjilat
Gerayangi otakku adanyapun mengumpat
Gelak tawa pamungkas sakti
Pemikat sukma penghisap raga
Zaman kejayaan silih berganti
Usai rasa tinggal cerita
Mengalir senandung sajakku
Gema lonceng berdawai sembilu
Ya, kini sajakku bertajuk pilu
Tak lagi benderang oleh cahyamu
BY: PUSPA CALLISTA SHANTI
Jumat, 09 Juli 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Little Story_Dilema Diantara Delima
Hitam pekat menjilat. Terawang awan mencekam. Berjalan dengan kehampaan. Menepi pada tujuan tak pasti. Bagaimanapun tetaplah salah. Lal...
-
Apakah disetiap detik, jam hari Harusnya ada cinta? Hati yang benar-benar ingin dicinta Lelah melangkah temukan jalannya Hausnya hati ta...
-
Rembulan muram membasuh senja Rona pelangi di hari cerah Semburat pupus kasih asmara Terbelenggu torehan kaidah Terlontar lara duka s...
-
Salahkah jika aku merindumu? Salahkah jika aku mengartikan bait-bait puisimu sebagai cinta? Dan salahkah jika kuanggap kau mencintaiku? A...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar