Jumat, 09 Juli 2010

SAJAK KENANGAN

Mengalir senandung sajakku
Gema lonceng berdawai sembilu
Menggugurkan dedaunan, merundung kegusaran
Imajinasiku bersimpangan pandangan
Mengalun lirih seraya merintih
Mendengar suara melodi putih
Dapat diperjuangkan harus pula direlakan
Sementara ketabahan pelita kegundahan
Cenayang emas tunjukkan jati diri
Selalu mengelak tuk pungkiri
Perangai munafik sungguhkah pelik?
Tutur bahasapun terpicu mencabik
Mengapa bersebut sajak kenangan?
Jelas jera pujangga ciptakan
Huh, hitam pekat lekas menjilat
Gerayangi otakku adanyapun mengumpat
Gelak tawa pamungkas sakti
Pemikat sukma penghisap raga
Zaman kejayaan silih berganti
Usai rasa tinggal cerita
Mengalir senandung sajakku
Gema lonceng berdawai sembilu
Ya, kini sajakku bertajuk pilu
Tak lagi benderang oleh cahyamu

BY: PUSPA CALLISTA SHANTI

MENCARI JANJIMU

Kelam penuh dengan keheningan
Sepi bagaikan bumi tak berpenghuni
Jauh… sangat jauh
Inginku dekat padamu

Tapi hanya satu kupu kutemui
Harapan tinggal harapan
Yang tiada kepastian

Kau janji ada padaku
Akan terus merinduku
Tapi kerinduan hanyalah kerinduan
Yang aku dapatkan

Inginku pergi darimu
Tapi hatiku enggan melepasmu
Inginku melupakanmu
Tapi sakit yang kurasa

Inginku membunuhmu, agar jauh dari cintaku
Tapi membunuhmu semakin menyiksaku
Biarpun kau telah meninggalkanku
Menggantung cintaku

Kenangan-kenangan bersamamu
Tak bisa luput dari fikiranku
Karena memang
Kau cinta sejatiku


Kisah Puisi Cinta

Dari balik seutas senyum terpancar
Mengisyaratkan setitik impian harapan kedamaian
Diantara lantunan suara hati yang menghentak
Menyayat jantung tempat degup suara asmara membara
Tersimpan segenggam asa kepedulian
Rasa memiliki yang teramat mendalam
Memang tak sepadan
Tak seelok merekahnya fajar
Jika hanya kekasih dalam bait puisi
Terlalu sulit untuk diterka
Meski, wujud rasa telah terangkai
Pada 1 hembusan nafas
Menjamah luas ke angkasa
Mencari kebenaran dalam ketidakpastian
Ikatan sepasang insan
Diterangi cahaya nila abadi
Menyatukan kau dan aku
Menyelarskan cinta kita
Walau tiada yang tahu
Tiada yang mengerti dan memahami
Selain kau dan aku
Ketika kita saling memandang
Sedingin es jemariku
Sebeku es hatiku
Setajam duri pancaran sinar matamu
Senyumanmu menghanyutkanku
Membuatku menjelajahi
Pesona akan hadirnya cinta di hidup kita
Sampai kita telah tersadar
Betapa kuat awal sebuah ikatan
Sebatas kisah puisi cinta
Kan terus tertulis
Kan terus dikisahkan
Selama kita tetap sepasang kekasih
Kisah antara kita tak harus diungkapkan pada dunia
Jika kau ingin menjadikan kisah kita
KISAH PUISI CINTA

Benarkah Kau Kekasihku???...


Siapa yang tahu bahwa kita pernah punya kisah cinta?
Kisah puisi cinta
Akulah sang kekasih dalam puisi
Kekasih yang berharap kisahnya menjadi nyata
Bukan hanya dalam bait puisi
Maafkan…
Aku mencintaimu lebih dari yang kau izinkan
Kau berkata, aku laksana pengobat lukamu
Dari masa lalu yang kelam penuh pengkhianatan
Maka kaupun berjanji
Memetikkan setangkai bunga mawar
Dari hati terdalammu berupa cinta
Bunga mawar pemberianmu
Masih ada, tersimpan rapi dihatiku
Sampai kapanpun kan ku jaga
Hingga segalanya kini berubah
Entah…
Masihkah ku miliki bunga mawarmu?
Bunga mawar yang kian melayu
Masihkah ku miliki kisah puisi cinta?
Saat kau beranjak pergi setelah kisahnya menjadi nyata
Masih benarkah kau kekasihku?
Mungkin benar
Jika kau pernah mengakuinya dihadapanku
Bukan dihadapan semua orang
Kau begitu penakut
Menghadapi kenyataan
Yang sebenarnya tak terlalu menyakitkan
Lebih sakit saat kau tak menerima kenyataan
Diam, sengaja tak peduli
Hingga lupa pada seorang dara penyembuh luka
Berawal dari balas budi
Berdasar cinta pada pandangan pertama
Keikhlasan jadi kendalanya
Bunga mawar perantaranya
Kisah puisi cinta bentuknya
Kenyataan yang tak diterima masalahnya
Keegoisan merajalela
Air mata jadi akhirnya


By: Puspa Callista Shanti

Gejolak Redup Bayangmu

Di kala malam kelabu
Kelabu penuh debu
Disini aku menunggu
Menunggu dirimu
Dirimu asing bagiku

Gejolak redup bayangmu
Lunturkan niatku
Karam sudah nyawaku
Diterpa badai berpeluru bisu

Kecewa, sakit hati kupikir
Ketika langkah derap kakimu berdesir
Tak apa, sematkanlah kejamnya luka
Taka apa, bentangkanlah pilunya duka

Terlewati dengan sabarnya nurani
Terlelap jatuh dalam benci
Rentetan peluh tercurah
Kobarnya semangat membuncah

Menyematkan pelupuk jarak serasa hilang
Lembaran barupun menjelang
Kiranya kau akan selalu menghilang
Dari pijarnya cintaku yang malang


Rindu Masa Lalu

Ku berkaca disepanjang rintik gerimis
Kutemukan kerinduan merenggut cinta
Binasa sebelum waktunya
Butiran cinta terdahulu terkapar tak berdaya
Menikam wajah sayu pemiliknya
Menunggu rumah peristirahatan terakhir
Jadi maesan kenangan
Tiada bergeming meronakan kepergian
Tiada tercegah setiap kepalsuan
Terlebih ku mengerti
Bahwa tak ada yang abadi
Tak pandang cinta
Ataupun ratapan duka
Didunia ini terpahami bahwa tak ada yang abadi
Waktu senantiasa menggerus jalannya mimpi
Selalu terngiang ditelingaku
Peringatan penderitaan cintamu
Tiada terhiraukan, terbayangkan
Karena masa lalu tak seburuk masa ini
Sempat kita berpendar mengitari dunia percintaan
Di masa lalu...
Silam tapi tetap mengindahkan
Sejenak tapi tetap mengesankan
Kerinduan jangan dibiarkan
Terlalu lama terkekang
Pastikan timbul luka
Kerinduaan jangan dibiarkan
Luka kerinduan menganga tiada tertahan
Menjerit, mengemis pertolongan
Kita hanya tertegun
Menyaksikan kerinduan masa lalu
Biarpun telah sefaham
Tiada tersudahi jua peperangan
Batunku lelah berucap
Fikiranku menggumam tiada bersyarat
Mengikrarkan kejujuran mencintaimu
Terpatri lekat dalam benak
Menyelubung pekat
Selaksa sukma malaikat
Kuberkaca disepanjang rintik gerimis
Kutemukan kerinduan merenggut cinta
Binasa sebelum waktunya
Butiran cinta terdahulu terkapar tak berdaya
Meninggikan secercah harapan
Kemenangan diufuk semesta
Perjuangkan dentuman fakta
Rindunya lasa lalu menengadah
Benar mestinya mengulang sebuah kisah
Ketulusan atas sucinya mencinta


By: Puspa Callista Shanti

PENGKHIANATAN

Bertepuk lara menjadi luka
Takdir dunia tak berpihak
Dalam sendiri meratapi nasib
Dihianati sang kekasih

Beban raga tak mengapa
Derita batin kian melanda
Belum sempat tuk berjumpa
Telah musnah janji kita

Bertumpuk dusta tentangku
Olehmu……
Tak kunjung usai siasat berdusta
Sebelum puas hasrat pengkhianatan

Semanis tebu kata I LOVE YOU
Sepahit empedu pengkhianatan menderu
Berpijak pada sepsruh keyakinan
Bertahan diujung kehancuran
Brdasarkan 1janji terpaku
Setiaku tak habis

PANDANGAN PERTAMA

Aku tahu dari tatapan matamu yang cemerlang
Melukiskan akan adanya cinta
Cinta itu merupakan cinta terakhirku
Setelah apa yang kulakukan selama ini
Terhadap cintaku yang dulu
Jika ini gagal aku takkan bercinta lagi
Tetapi setelah kupandang wajahmu
Serasa hilang beban yang ada dipikiran ini
Semua rasaku terhadapmu adalah nyata
Sangat nyata
Hingga serasa tubuh ini jatuh diatas kasur empuk
Berbentuk hati yang berisi bulu dan kapas
Putih yang lembut

A Little Story_Dilema Diantara Delima

Hitam pekat menjilat. Terawang awan mencekam. Berjalan dengan kehampaan. Menepi pada tujuan tak pasti. Bagaimanapun tetaplah salah. Lal...